Kamis, 16 Mei 2013

SEJARAH AWAL KERUNTUHAN ISLAM



9:53:00 PM  udien iquq  3 comments
88 tahun yang lalu, tepatnya 3 Maret 1924 lalu secara resmi Khilafah Islam dihapus. Umat Islam pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 750 - 1500. Setelah masa itu secara perlahan umat Islam mengalami degradasi yang berpuncak pada 3 Maret 1924 dimana Mustafa Kemal resmi mendirikan Republik Turki yang sekuler menggantikan Khilafah Utsmani.


Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia ..” (QS. Ali Imran (3): 140)

Kekalahan Di Gerbang Vienna

Pada jaman Khilafah Abbasiyah, umat Islam menikmati kejayaan sains dan teknologi. Lalu pada jaman Khilafah Utsmaniyah, umat Islam mendapati wilayah terluas. Pada masa Sultan Fatih Mehmed II dan Khalifah Suleyman Qanuni, Islam sudah menjadi sangat kuat bahkan menguasai darat dan lautan. Namun sayangnya hal ini tak dimanfaatkan untuk memperbaiki pemahaman Islam. Terlena oleh berbagai kemenangan dan kemewahan hidup, pasukan Islam tertahan dan kalah di Gerbang Vienna pada tahun 1683. Dan itulah saat terakhir umat Islam melakukan jihad, titik tolak dari kemunduran umat Islam. Dan ini menjadi awal dari bangkitnya barat.

Awal Kebangkitan Barat

Saat jihad sudah ditinggalkan demi kesenangan dunia, barat mulai melakukan ekspansi militer dengan motonya 3G (Gold-Gospel-Glory). Barat mulai bergerak untuk menjajah negeri muslim. Penyebab lain dari runtuhnya kejayaan umat Islam adalah ditinggalkannya bahasa arab yang merupakan bahasa Islam (dan juga dapat menjadi bahasa pemersatu umat Islam). Dengan ditinggalkannya bahasa arab, maka semakin lemahlah pemahaman Islam.

Sultan-Sultan Mamalik pada awalnya mereka merupakan budak-budak yang akhirnya menggantikan bangsa Arab menjadi pemimpin umat Islam (Khilafah Islam). Masalah muncul sebab kaum Mamalik bukanlah orang arab dan kemudian tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Lalu terjadilah pemisahan "potensi Islam" dan "potensi bahasa arab" yang merupakan pokok dari pengetahuan dan ilmu dalam Islam. Rendahnya pemahaman Islam akibat ditinggalkannya bahasa arab dapat terlihat ketika Al-Qaffal menutup pintu ijtihad, sehingga umat resah.

Hal ini terus berlanjut hingga sekarang dimana di banyak negeri Islam, umat Islam tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dan akhirnya munculah kasus-kasus seperti ini, "Apakah TV halal atau haram?", "Bolehkah Al-Qur'an dicetak?" dan semisal.

Kemunduran cara berpikir umat Islam semakin lengkap ketika diserang oleh filsafat Persia dan Yunani yang mencampuri cara berpikir umat Islam. Pengaruh filsafat Persia sangat nyata dalam pemikiran tasawuf. Penyucian diri dengan cara menyiksa fiksi sebagai ganti ketinggian ruh. Filsafat Yunani juga secara nyata menyerang pemahaman tentang taqdir, qadha-qadar, hingga melahirkan fitnag khalqul qur'an gaya mu'tazilah.

Dan ketika pemahaman Islam melemah, ketakwaan kepada Allah memudar. Barat mulai berani meningkatkan serangan-serangannya. Akhir abad 16, Dimulai di Malta para misionaris mulai mengacaukan pemahaman umat Islam dengan membuat umat Islam ragu akan ajaran Islam. Perancis, Inggris serta Amerika Serikat juga bergabung menghancurkan umat Islam melalui paham nasionalisme.

Paham nasionalisme menyebar dan membuat umat Islam berpikir tidak lagi umat yang satu, yakni umat Islam, melainkan berpkir sesuai suku bangsa mereka seperti bangsa Arab, Turki, Mesir dan lain-lain. Salah satu tempat paham nasionalisme diajarkan adalah di Beirut. Dimana American University of Beirut didirikan pada tahun 1866.

Penjajahan Barat

Selain itu keruntuhan Khilafah juga terkait serangan fisik, peperangan dan imperialisme serta diikuti oleh perjanjian-perjanjian. Perjanjian Karlowitz 1699, Passarowitz 1718, Belgrade 1739, Küçük Kaynarca 1774, semuanya menghabisi wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani.

Rusia mengambil wilayah Khilafah di bagian utara sampai berbatasan dengan laut hitam pada masa Catherine. Perancis menjajah Mesir pada tahun 1698, Aljazair pada tahun 1830, Tunisia pada tahun 1881, Maroko pada tahun 1912. Inggris menjajah India, China Barat, Sudan dan juga merebut Mesir dari Perancis. Wilayah umat Islam bagaikan hidangan yang diperebutkan.

Umat Islam semakin terpuruk akibat konflik internal yang terjadi. Pasukan Yeniseri sering melakukan pemberontakan. Dan akhirnya pasukan ini dibubarkan oleh Khalifah Mahmud II pada 1826. Akibatnya kekuatan umat Islam semakin berkurang karena tiadanya pasukan.

Sistem Sekuler Hancurkan Khilafah

Saat pasukan yeniseri bubar, maka pengaruh barat memaksa Khilafah mengadakan 'tanzimat' (ide pembaharuan) militer dan hukum. Reformasi yang dipengaruhi cara berpikir barat ini membuat Khilafah Islam cenderung menjadi sekuler (paham yang memisahkan ajaran agama dengan dunia).

Setelah 'tanzimat' ini maka Khilafah mulai mengadopsi sistem keuangan, hukum sipil dan hukum pidana Perancis. Reformasi militer mengadopsi sistem militer Perancis dan Swedia, sehingga umat Islam dikuasai secara tak langsung. Jizyah dihapus, pasar saham didirikan, non-muslim diizinkan jadi tentara reguler, boleh mendirikan universitas-universitas barat, mendirikan parlemen. Hemayun script dibuat. Sistem parlamenter diterapkan, membagi dua mahkamah dan mengadopsi hukum barat.

Bersamaan dengan itu, benih-benih nasionalisme tumbuh di dunia Islam. Maka berdirilah, fatatul turk (pemuda turki), fatatul arab (pemuda arab). Lalu para pemuda penganut Nasionalisme ini mulai menyerukan disintegrasi (pemberontakan) Islam berdasarkan etnis. Misalnya gerakan ittihad wa taraqiy turki. Gerakan ini didukung oleh loji-loji freemasin di yunani, dan membiayai mereka, dan mengijinkan izinkan rapat di loji mereka.

Begitulah umat Islam dipecah-pecah berdasarkan paham nasionalisme, dimana ukhuwah dibedakan oleh warna kulit dan bentuk wajah. Antek-antek barat seperti Jamaluddin Al-Afghani pun diminta untuk menolak Khilafah. Gerakan seperti pan-arabisme (persatuan etnis arab) dimunculkan. Khalifah Abdul Hamid II dalam catatan hariannya menyebut Jamaluddin Al-Afghani sebagai pelawak dan orang yang sangat berbahaya.

Pukulan paling keras yang membuat Khilafah runtuh datang saat terjadi Perang Dunia I (1914-1917). Kaum muslim terjebak dalam peperangan melawan sekutu dan kalah total. Dan melalui perjanjian Sykes-Picot (Inggris-Perancis) wilayah Islam secara formal dipecah belah penjajah.

Lawrence of Arabia memulai pemberontakan negeri-negeri Arab di Syam pada 1916-1918 dan akhirnya bermunculan negeri-negeri baru. Barat juga mendukung pemberontakan Ibnu Saud dan Raja Faisal memimpin "revolusi Arab" yang didukung Inggris.

Inggris kemudian membagi-bagi wilayah-wilayah kaum muslim dan membuat mereka menjadi satuan yang lemah. Inggris pula yang mendukung Mustafa Kemal mengganti Khilafah Utsmani menjadi Republik Turki pada 3 Maret 1924. 88 tahun yang lalu.

ReferensiTwitter Ustadz Felix Siauw - silahkan follow dan dapatkan tausyiahnya :)
                  Bisa juga dilihat di http://www.catatan-r10.com/2012/03/88-tahun-khilafah-runtuh.html

Sejarah Bermulanya Kejatuhan Khilafah Empayar Turki Othmaniah



           
admin | Blog | September 8, 2011
Kita seringkali di hidangkan dengan peristiwa Perang Dunia Pertama sebagai punca kejatuhan Empayar Kerajaan Islam Turki Othmaniah. Bagaimana pembelot yang ditawarkan habuan oleh kuasa luar sanggup menjatuhkan kerajaan sendiri, yang kemudiannya membawa runtuhnya institusi Khilafah dan Daulah Islamiah.
Namun adakah kita sedar yang kemerosotan nilai-nilai Islam dalam Pemerintahan Islam pada zaman itulah yang menyebabkan dan melemahkan Kerajaan Islam lalu dengan mudah ditumpaskan?
Dibawah ini ada sedikit ulasan bagaimana runtuhnya nilai-nilai Islam dalam pentadbiran diakhir zaman kegemilangan Empayar Islam Turki Othmaniah.
Permodenan sistem pentadbiran dan perniagaan yang antaranya pemansuhan matawang Dinar dan Dirham digantikan dengan wang kertas adalah kunci utama kepincangan kerajaan Islam pada waktu itu.
Ketamakan dan terlalu mengejar glamor ingin bersaing dengan negara kaya Eropah ketika itu sehingga cuba meniru hampir kesemua sistem eropah termasuk sistem pentadbiran, kewangan(Bank, Bond, Saham) akhirnya menjerat leher sendiri.
Ikuti kisah diari  Sultan Abdul Hamid yang menceritakan hal sebenar yang terjadi kepada kerajaan tapuk pimpinannya. Sejarah yang patut kita beritahu kepada umat Islam terutamanya generasi muda.
Peristiwa Pemecatan Khalifah Islam Terakhir Sultan Abdul Hamid
( 1876 – 1909 )
Malam itu, Sultan Abdul Hamid dan keluarganya dikunjungi oleh sekumpulan manusia yang tidak akan dilupakan oleh sejarah.
Emmanuel Carasso, seorang Yahudi warga Itali dan wakil rakyat Salonika (Thessaloniki) di Parlimen Othmaniyyah (Meclis-i Mebusan) melangkah masuk ke istana Yildiz. Turut bersama beliau adalah Aram Efendi, wakil rakyat Armenia, Laz Arif Hikmet Pasha, anggota Dewan Senat yang juga pemimpin Armada Othmaniyyah, serta Arnavut Esat Toptani, wakil rakyat bandar Daraj di Meclis-i Mebusan.
“Bukankah waktu seperti ini adalah waktu khalifah menunaikan kewajipannya terhadap keluarga. Tidak bolehkah kalian berbincang dengan aku pagi esok?”, Sultan Abdul Hamid tidak selesa menerima kedatangan mereka yang kelihatannya begitu tergesa-gesa.
Tiada simpati di wajah mereka.“Ummah telah memecat kamu”, Esat Pasha memberitahu. Angkuh benar bunyinya.Satu persatu wajah ahli rombongan itu diperhati oleh Sultan Abdul Hamid.
“Apakah mereka ini sedar dengan apa yang mereka lakukan?”, baginda berfikir.
“Jika benar Ummah yang menurunkan aku, mengapa kamu datang dengan lelaki ini?”, Sultan Abdul Hamid menundingkan jarinya kepada Emmanuel Carasso.
“Apa kena mengenanya Yahudi ini dengan Ummah?”, wajah baginda kemerah-merahan menahan marah.
Sultan Abdul Hamid memang kenal benar siapa Emmanuel Carasso itu. Dia jugalah yang bersekongkol bersama Theodor Herzl ketika mahu mendapatkan izin menempatkan Yahudi di Palestin dengan penuh licik lebih sedekad yang lalu (1898). Mereka menawarkan pembelian ladang milik Sultan Abdul Hamid di Sancak Palestin sebagai tapak penempatan Yahudi di Tanah Suci itu. Sultan Abdul Hamid menolaknya dengan tegas, termasuk alternatif mereka yang mahu menyewa tanah itu selama 99 tahun.
Pendirian tegas Sultan Abdul Hamid untuk tidak mengizinkan Yahudi bermastautin di Palestin, telah menyebabkan Yahudi sedunia mengamuk. Harganya terlalu mahal. Sultan Abdul Hamid kehilangan takhta, dan Khilafah disembelih agar tamat nyawanya.
“Sesungguhnya aku sendiri tidak tahu, siapakah sebenarnya yang memilih mereka ini untuk menghantar berita penggulinganku malam itu”, Sultan Abdul Hamid meluahkan derita hatinya di dalam diari baginda.
Perancangan untuk menggulingkan baginda sudah dimulakan lama sebelum malam itu. Beberapa Jumaat kebelakangan ini, nama baginda sudah tidak disebut di dalam khutbah.
“Walaupun engkau dipecat, nyawamu berada di dalam jaminan kami”, Esat Pasha menyambung katanya.
Sultan Abdul Hamid memandang wajah puteranya Abdul Rahim, serta puteri baginda yang seorang lagi. Malang sungguh anak-anak ini terpaksa menyaksikan kejadian malam itu.
“Bawa adik-adik kamu ke dalam”, Sultan Abdul Hamid mengarahkan Amir Abdul Rahim membawa adik beradiknya ke dalam bilik.
“Aku tidak membantah keputusanmu. Cuma seperkara yang kuharapkan. Izinkanlah aku bersama keluargaku tinggal di istana Caragan. Anak-anakku ramai. Mereka masih kecil dan aku sebagai bapa perlu menyekolahkan mereka”, Sultan Abdul Hamid meminta pertimbangan. Baginda sudah tahu yang tiada gunanya untuk keputusan yang dibawa oleh rombongan itu dibantah.
Itulah kerisauan terakhir baginda. Mengenangkan masa depan anak-anaknya yang ramai. Sembilan lelaki dan tujuh perempuan adalah jumlah yang besar.Permintaan Sultan Abdul Hamid ditolak mentah-mentah oleh keempat-empat lelaki pengkhianat Ummah itu. Malam itu juga, baginda bersama ahli keluarganya hanya dibenarkan membawa sehelai dua pakaian, dan mereka diangkut di dalam gelap menuju ke Stesyen Keretapi Sirkeci. Khalifah terakhir umat Islam, dan ahli keluarganya dibuang negara ke Salonika, Greece.
Gerombolan tentera kedengaran melangkah penuh derap ke istana. Meriam diletupkan sebagai petanda Sultan Mehmed V Resad ditabal menjadi raja boneka. Rasmilah malam itu Sultan Mehmed V Resad menjadi Khalifah ke 99 umat Islam semenjak Abu Bakr al-Siddiq r.a. Tetapi khalifah yang satu ini sudah tiada kuasa. Hanya boneka umpan menahan pemberontakan masyarakat terhadap pembubaran Khilafah Othmaniyyah.
“Entahlah, di saat hidup dan matiku tidak menentu, aku terasa begitu tenang dan aman. Seperti sebuah gunung besar yang selama ini menghempap dadaku, diangkat penuh kelegaan” kata Sultan Abdul Hamid di dalam diarinya.
Sultan Abdul Hamid mengusap kepala anaknya Abdul Rahim yang menangis ketakutan. Anak-anaknya yang lain turut menangis sama. Perjalanan dari Sirkeci Istanbul menuju ke Salonika di Greece penuh misteri.
“Sabarlah anak-anakku. Jika Allah mengkehendaki kematian bagi kita, bukankah kematian itu kesudahan untuk semua”, kata Sultan Abdul Hamid kepada sekalian kaum kerabat baginda.
Kereta api meluncur laju. Bumi khilafah ditinggalkan di belakang. Sejarah kegemilangan 600 tahun Bani Osman, berakhir malam itu. Palitan hitam yang mustahil untuk diputihkan kembali.
Dalam suasana malam yang sejuk, Sultan Abdul Hamid II melunjurkan kakinya di atas kerusi kereta api sambil dipicit oleh anaknya Fatimah.
“Sabarlah anakku, Ummah tidak tahu apa yang telah mereka lakukan kepada umat Muhammad ini”, baginda mengusap wajahnya dengan linangan air mata.
Lama benar baginda dan ahli keluarganya dikurung di istana Yahudi yang buruk itu. Mereka dikurung di dalam bilik tanpa perabot. Pintu dan tingkap istana, dilarang daripada dibuka. Hari demi hari, adalah kematian sebelum mati bagi baginda sekeluarga. Akhirnya pada tahun 1912, Sultan Abdul Hamid dibawa pulang ke Istanbul, dan anak-anaknya bercerai berai, dibuang ke Perancis sebagai pengemis dan pelarian yang merempat di jalanan.
Sultan Abdul Hamid dikurung di Istana Beylerbeyi selama 6 tahun.
“Maafkan patik, Tuanku. Mereka tidak mengizinkan saya untuk hadir lebih awal”, doktor yang merawat Sultan Abdul Hamid berbisik ke telinga baginda.
Nafas Sultan Abdul Hamid turun naik. Penyakit asthma baginda semakin serius. Doktor sudah tidak dapat berbuat apa-apa.
Renungan Sultan Abdul Hamid menghancurkan hati doktor tersebut. Bagaimana seorang khalifah umat ini harus menemui ajalnya di tangan beliau.
“Ampunkan aku ya Allah. Tiada upaya bagi hamba-Mu yang lemah ini”, seorang doktor sudah hilang upaya.
Baginda Sultan Abdul Hamid II telah menghembuskan nafasnya yang terakhir di dalam kurungan di Istana Beylerbeyi pada 10 Februari, 1918. Pemergiannya diratapi oleh seluruh penduduk Istanbul kerana mereka sudah sedar, apakah harga kebodohan mereka membiarkan Khilafah Othmaniyyah dilumpuhkan selepas penggulingan Sultan Abdul Hamid, 10 tahun yang lalu. Menangislah… tiada sejarah yang mampu memadamkan penyesalan itu.
Nukilan dari muzakirat/diari Sultan Abdul Hamid
Kejatuhan Empayar Othmaniah sebenarnya bermula sejak dari pemerintahan Sultan Mahmud II (1808 -1839) lagi. Kita boleh melihat puncanya dari dua sudut :
Pertama : Pemodenan mengikut arus barat.
Kedua : Meninggalkan amalan Islam.
Ada agenda tersembunyi  yang perlu kita fahami. Sepanjang kurun ke 19 berlaku proses perindustrian dan elektonik di Eropah, ianya bukan satu proses semulajadi bahkan satu perancangan pihak tertentu untuk mengaut keuntungan. Apa yang terjadi ? Kemajuan teknoloji membawa saudara kembarnya yang menjadi protokol atau prosedur bersama – samanya iaitu bon – bon, sekuriti, wang kertas dan lain – lain instrument kewangan.
Bermula dari projek pembinaan keretapi yang memerlukan modal yang besar, cara pembayaran Islam tidak boleh dipakai. Mereka menumpu di Turki sebagai pusat pemerintahan dan Mesir sebagai pusat intelektual Islam. Cara perniagaan atau muamalat islam mesti diketepikan, maknanya keputusan para Ulamak dalam hal – hal perniagaan tidak diperlukan lagi.
Selama ini umat Islam menguasai bidang perniagaan dan perdagagan sementara masyarakat Yahudi dan Kristian membayar jizyah bagi keselamatan mereka dan membenarkan mereka tidak ikut serta dalam kewajipan ketenteraan. Malangnya selepas tugasan penyusunan semula masyarakat diserahkan kepada Bankers Yahudi atas nama untuk memodenkan Khilafah Othmaniah , pekara yang sebaliknya berlaku orang Yahudi dan Kristian menjadi TUAN/Masters kaya raya sedangkan rakyat Khilafah pulak menjadi miskin.
Sultan Mahmud II membentuk tentera diraja bermodelkan tentera British. Tentera jihad diganti dengan tentera makan gaji. SIstem demokrasi diperkenalkan, jawatan wazir besar diganti dengan Perdana Menteri. Cukai dinaikkan.
Tanzimat (reformasi) diperkenalkan pada tahun 1839 oleh Sultan Abdul Mecit . Sistem kerajaan tempatan digantikan dengan model Perancis. Ini menyebabkabkan sistem perniagaan Bazaar, khidmat masyarakat melalui waqaf yang dipanggil imaret dan millet (majlis perlindungan bagi golongan minoriti ) tidak lagi berfungsi . Pendidikan dua aliran diperkenalkan , tradisional dan sekular yang bertulang belakangkan stok, bon dan lain – lain institusi kewangan moden. Ini berlaku secara tidak sedar atas nama memodenkan empayar.
Undang – undang Islam keatas status ahlu Zhimmah dihapuskan. Reformasi Tanzimat memfokuskan kepada pemusatan pentadbiran ( administrative centralization) menggantikan sistem autonomi amiriah tempatan. Tiga wazir yang menjayakan tanzimat ialah Rechid, Ali dan Fuad Pasha. Mereka bersahabat baik dengan banker Yahudi bernama Camondo. Mereka menghabiskan banyak masa mereka di Paris mempelajari teknik permodenan barat. Nasihat dari financial planner Yahudi diperlukan bagi memodenkan empayar.
Kebanyakan orang Yahudi di Istanbul tinggal di Galata. Isaac Camondo menubuhkan Bank Camondo pada tahun 1802. Saudaranya Abraham-Salomon Camondo menggantikannya pada tahun 1832. Kerana sumbangannya yang besar kepada tanzimat beliau dianugerahkan Nishan-I Iftihar dan menjadi Komander Mejidiye pada tahun 1849.
Pada tahun 1842 wang kertas KAIMA diperkenalkan menggantikan dinar dan dirham , ini membawa kepada penguasan banker YAHUDI keatas kedaulatan khilafah. Secara tidak sedar, banker  – banker ini dijemput untuk mencipta system kewangan moden dengan system riba mereka melalui bon, kredit, saham dan pengeluaran wang kertas yang dikuasai banker Yahudi. Reformasi kewangan memberi mereka peluang untuk membuka bank – bank baru.
Pada tahun 1845 Kerajaan Othmaniah bersama Mm. Alleon dan Theodore Baltazzi menubuhkan Bank of Constantinople bagi tujuan memberi pinjaman kepada kerajaan. Perang Krimea memberi peluang kepada banker Yahudi berkembang dalam empayar Othmaniah. Kerajaan memerlukan dana untuk peperangan. Bank memberi pinjaman dengan interest. Ottoman Bank ditubuhkan pada tahun 1856, ia menjadi satu langkah kepada penubuhan bank pusat dengan dana dari luar dengan jumlah 500,00 pound sterling. Transformasi modal persendirian kepada Bank Pusat akan membawa kepada system kuasa berada ditangan pemilknya banker – banker Yahudi Antarabangsa.
Keluarga Rothschilds yang terlibat dalam penubuhan Federal Reserve USA juga turut terlibat atas nama pelaburan melalui Alphonse de Rothchilds dan bapaknya James Rothschilds membuka cawangan French Rothchilds Bank di Istanbul.
Kerja – kerja untuk penubuhan bank pusat akhirnya berjaya dengan tertubuhnya La Bank Imperiale Ottomane pada tahun 1863 dengan bantuan Yahudi bernama Emil dan Isaac Pereire. Ini model yang menjadi superbank seterusnya dari Bank pusat kepada Bank Dunia dan International Monetary Fund. Bank ini menjadi bankers bank, dengan deposit dan pengumpul dan pengedaran kredit. Ia akan menentukan kadar antara Bank, memberi pinjaman, jual dan beli, membincangkan pembelian komoditi, memberi dana dan melibatkan diri dalam projek pelaburan dan mengeluarkan dan mencetak wang baru.
Bank Camondo hanyalah bank biasa, Ottoman bank ialah bank dengan dana tempatan seterusnya bank baru Imperial Ottoman bank menjadi Bank Pusat dengan dana antarabangsa. Satu system penguasaan kewangan telah diletakkan batu asasnya. Bank ini akan menyerap masuk dalam setiap aktiviti masyarakat bermula dari kedai runcit. Tidak ada aktiviti masyarakat yang dapat lepas dari Bank. Dari aktiviti jual beli, simpanan seterusnya dana kewangan dan pelaburan , semuanya melibatkan bank.
Mereka menjadi Tuan kepada dunia. Masters of the Worlds.
Pada tahun 1858 bankers Yahudi telah meletakkan syarat pinjaman dengan jaminan tranformasi sosial kepada Kerajaan Othmaniah. Ini menunjukkan sistem ekonomi hutang berkait rapat dengan kejuruteraan sosial. Pada waktu itu jizyah sudah berkubur. Bank Yahudi bertapak, sistem politik Nasrani Kristian menjadi penggerak empayar Othmaniah ! Hak menandatangani kerajaan tergadai kepada peminjam wang. Tahun itu juga , undang – undang tanah baru menafikan hak Sultan. Seterusnya tahun 1867 , orang asing dibenarkan membeli tanah.
Projek keretapi menghubungkan Istanbul ke Vienna , Austria dikatakan akan menghubungkan dunia Islam dan Eropah. Oleh kerana projek ini begitu besar, begitu jugalah peranan penipuan besar oleh bank – bank Yahud di London, Paris dan Brussel dalam membiayai projek ini dengan bon – bon kerajaan Othmaniah. Pada tahun 1873 , berlaku ‘ crash 1873 ‘ yang membawa kepada kejatuhan nilai bon – bon tersebut. Projek ini bukan sahaja pembanggunan fizikal dalam bentuk konkrit bangunan semata – mata. Bahkan suatu gerakan yang mengatasi ruang lingkup sempadan nasional dan bangsa tetapi didalangi dengan angka – angka pada dokumen kewangan yan dipanggil saham dan bon.
Pada tahun 1875 Kerajaan Othmaniah diistiharkan muflis kerana tidak mampu membayar hutang. Suruhanjaya Asing dilantik mewakil pemegang saham asing. Kerajaan terpaksa mengenakan cukai terhadap rakyat. Serbia memberotak. Bosnia diserahkan kepada Austria dibawah bendera Othmani. Jalan keretapi tidak siap tetapi separuh dari perniagaan laut telah jatuh ke tangan British.
Kesan mengurangkan perjalanan dari Vienna ke Istanbul dari seminggu ke 40 jam ialah kejatuhan Khilafah Othmaniah.
Sultan Abdul Hamid menjadi Khalifah pada tahun 1876. Beliau mahu kembali kepada pemerintahan asal Othmaniah sebelum tanzimat. Beliau menolak sistem hiraki barat dan mahukan sistem topkapi dan imaret diperintah oleh keluarga diraja Othmaniah semula. Beliau tidak percaya kepada pegawai – pegawai yang berkhidmat sebelumnya. Secara beransur – ansur beliau mengurangkan peranan mereka dalam kerajaan. Beliau berjaya mengurangkan hutang kerajaan.
Pada tahun 1896, perwakilan Zionis telah menemui beliau. Sebagai tawaran untuk mendapatkan Palestin mereka memberi tawaran untuk memperbaiki keadaan krisis kewangan yang dihadapi oleh kerajaan Othmaniah. Bagaimana seorang yang tidak mempuyai tanahairnya sendiri boleh membuat tawaran kepada pewaris salah satu empayar terbesar di dunia. Jawapannya ialah satu bentuk kuasa baru telah muncul, kuasa bank telah mengatasi kuasa kerajaan atau kuasa politik. Kuasa tidak lagi dalam bentuk ketenteraan tetapi dalam bentuk jumlah nombor wang dalam bank. Politik dijadikan alat untuk mengawal masyarakat. Kuasa politik pulak dijadikan alat bank ntuk menjalankan projeknya.
Sultan Abdul Hamid telah mengungkapkan kata-kata bersejarah yang ditujukan kepada Herzl melalui utusan yang dihantar untuk perundingan tersebut :
“Saya menganjurkan supaya dia(Hezrl) tidak meneruskan perkara ini (usaha mendapatkan tanah Palestin). Saya tidak dapat menjualkan walaupun satu kaki persegi daripada tanah ini kerana ianya bukan milik saya, tetapi milik rakyat saya. Rakyat saya telah membentuk serta mengekalkan Empayar ini dengan pengorbanan dan darah, dan kami akan mempertahankannya dengan darah kami sebelum menyerahkannya kepada sesiapapun. Biarlah yahudi-yahudi itu menyimpan sahaja wang mereka yang berbilion-bilion itu. Jika sekiranya Empayar ini berpecah, maka mereka boleh mengambil Palestin secara percuma. Tetapi mestilah dilangkah mayat kami dahulu, dan saya tidak akan membenarkan ianya berlaku atas sebab apapun..”
Sultan Abdul Hamid digulingkan pada tahun 1908. Pada tahun itu juga , pejabat pertama zionis di buka di Palestin dibawah firma Rohschilds. Maka berakhirlah empayar Othmaniah walaupun ia masih belum secara rasmi sehingga tahun 1924.
Tamat preview dari Diari Sultan Abdul Hamid.
—-
Dominasi dan Kekayaan serta pengaruh Hartawan Elit Yahudi-Eropah (ie Rothschilds) yang memegang sistem perbankan di England telah menyebabkan Negara England sendiri berada dibawah genggamannya. Mengheret Kerajaan Islam dalam kancah kehancuran. Lebih seribu tahun mereka ini bermaharajalela di Eropah sebelum berhijrah untuk mencari mangsa baru iaitu Amerika. Kini sudah lebih 100 tahun mereka disana dan rakyat Amerika sendiri sikit demi sedikit mula sedar akan  sistem yang dibawah oleh golongan Elit ini apabila bahang kesan buruknya semakin dirasai.
Amerika yang menjadi nadi ekonomi dunia kini dibelenggu hutang negara paling banyak dalam sejarah tamadun manusia. Jumlah hutang kerajaan Amerika ketika ini melebihi 14.7 Trilion Dollar bersamaan RM 42.6 Trillion Ringgit (RM 42,600,000,000,000). Rakyat Amerika kini sedar yang kerajaan mereka sudah tidak lagi mampu untuk membayar hutang-hutang tersebut.
Dengan kata lain Kerajaan Amerika sudah pun bankrupt / muflis secara tak rasmi. Pakar ekonomi meramalkan yang kerajaan akan mencetak duit lebih banyak sebagai usaha untuk mendapatkan lebih ‘income’ daripada rakyat. Namun aktiviti Mencetak duit (quantitative easing) ini hanya memburukkan lagi keadaan, perkara yang sama terjadi pada tamadun-tamadun manusia terdahulu, Empayar ROM, malah Kerajaan Islam Turkey Othmaniah juga melakukan perkara yang sama, Zimbabwe, dan terbaru yang menjadi mangsa ialah Greece. Amerika adalah negara seterusnya, jika bukan golongan Elite ini menangguhkan kejatuhan Amerika, sudah tentu 2008 yang lalu adalah tahunnya. Namun golongan Elite ini tidak membenarkan Amerika tumbang selagi misi utama mereka belum terlaksana.
——
Berbalik kepada Zaman Kerajaan Islam Turki cuma menyerap sistem pemodenan pada awal tahun 1800an, Syarikat Bank dari eropah dibenarkan beroperasi di Turki(Constantinople), Sistem kewangan Bond dan Saham semuanya dirombak untuk mengikut sistem di eropah, Duit Kertas (Kaima) turut diperkenalkan menggantikan Dinar dan Dirham.
Dari segi pentadbiran, Sistem Khilafah digantikan dengan sistem Demokrasi, Wazir besar digantikan dengan Perdana Menteri, Tentera Jihad mula diberikan sistem Tentera Bergaji dan banyak lagi.
Pertukaran dan permodenan yang dibuat oleh kerajaan Islam Turkey pada pemerintahan Sultan Mahmud II (1808 -1839) adalah titik tolaknya kejatuhan Empayar Kerajaan Islam Othmaniah pada tahun 1924.
Pemerintahan Sultan Mahmud II tidak dapat menyedari bahawa pengaruh pemodenan Eropah(Judeo-Christian Alliance) yang mengawal ekonomi Eropah sebagai Kuasa Yakjut & Makjud yang kemudiannya dikenal pasti oleh Sarjana Islam terkenal pasa masa itu iaitu Said Nursi Badiuzzaman.
Tidak kah kita terfikir akan kepincangan Sistem Demokrasi dan Kewangan yang dibawa oleh Barat ini?
Model Sistem Khilafah zaman kegemilangan Islam adalah Model Kerajaan terbaik. Jika Kerajaan Islam pada zaman itu menolak Sistem Moden Barat ini nescaya Kerajaan Islam akan terus unggul sebagai Model Kerajaan terbaik yang mempunyai nilai moral yang tinggi.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN PADA MASA PERADAPAN ISLAM

Oleh : Diana Septaria Abidin


Awal Perkembangan Sebelum Islam
Keilmuan yang berkembang dan praktek-prakteknya tidak tanpa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang yang dihasilkan para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat saat ini. Awal mula kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lain sekitar pada masa itu.
Dalam peradaban Yunani, orang Yunani Kuno mempercayai Asclepius sebagai dewa kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales, Geoffrey Chaucer, di Yunani telah muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka. Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi mengembangkan ilmu kedokteran adalah Hippocrates atau `Ypocras' (5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.

Pada Masa Peradaban Islam
Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut. Periode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia secara gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa Arab.
Rujukan pertama kedokteran terpelajar dibawah kekuasaan khalifah dinasti Umayyah, yang memperkerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik. Pada abad ke-8 sejumlah keluarga dinasti Umayyah diceritakan memerintahkan penterjemahan teks medis dan kimiawi dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Berbagai sumber juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti Umayyah, Umar ibn Abdul Aziz (p.717-20) memerintahkan penterjemhan dari bahasa Siria ke bahasa Arab sebuah buku pegangan medis abad ketujuh yang ditulis oleh pangeran Aleksandria Ahrun.
Pengalihbahasaan literatur medis meningkat drastis dibawah kekuasaan Khalifah Al-Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Para dokter dari Nestoria dari kota Gundishpur dipekerjakan dalam kegiatan ini. Sejumlah sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Yuhanna Ibn Masawayah (w. 857), Jurjis Ibn-Bakhtisliu, serta Hunain Ibn Ishak (808-873 M) ikut menerjemahkan literatur kuno dan dokter masa awal.
Karya-karya original ditulis dalam bahasa Arab oleh Hunayn. Beberapa risalah yang ditulisnya, diantaranya al-Masail fi al-Tibb lil-Mutaallimin (masalah kedokteran bagi para pelajar) dan Kitab al-Asyr Maqalat fi al-Ayn (sepuluh risalah tentang mata). Karya tersebut berpengaruh dan sangat inovatif, walaupun sangat sedikit memaparkan observasi baru. Karya yang paling terkenal dalam periode awal ini disusun oleh Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari (783-858), Firdaws al-Hikmah. Dengan mengadopsi satu pendekatan kritis yang memungkinkan pembaca memilih dari beragam praktek, karya ini merupakan karya kedokteran Arab komprehensif pertama yang mengintegrasikan dan memuat berbagai tradisi kedokteran waktu itu.
Perkembangan tradisi dan keberagaman yang nampak pada kedokteran Arab pertama, dikatan John dapat dilacak sampai pada warisan Helenistik. Dari pada khazanah kedokteran India. walaupun keilmuan kedokteran India kurang terlalu mendapat perhatian, tidak menafikan adanya sumber dan praktek berharga yang dapat dipelajari. Warisan ilmiah Yunani menjadi dominan, khususnya helenistik, John Esposito mengatakan “satu kesadaran atas (perlunya) lebih dari satu tradisi mendorong untuk pendekatan kritis dan selektif “. Seperti dalam sains Arab awal.
Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru. Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, 'Al-Tastif Liman Ajiz'an Al-Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan. Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi Al-Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul 'Al- Kulliyat fi Al-Tibb' (Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul 'Al-Taisir' mengupas praktik-praktik kedokteran.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan.

ejarah Zaman Pertengahan

Sejarah Zaman Pertengahan Abad 6 – 15 M  - Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan sejarah bangsa-bangsa di benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu periode panjang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman Pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam lapangan ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologiae, abdi agama. Oleh karena itu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi Barat hingga kira-kira abad ke-10, di Eropa tidak ada kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan yang spektakuler yang dapat dikemukakan. Periode ini dikenal pula dengan sebutan abad kegelapan.

Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tampak dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan tersebut antara lain pembaharuan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaharuan dalam bidang perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Alatalat navigasinya pun mendapat kemajuan pula. Kompas mulai digunakan orang di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal kapas. Kemajuan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh orang Islam ke Spanyol. Di samping itu orang juga telah mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak. Berbeda dengan keadaan di Eropa yang mengalami abad kegelapan, di dunia Islam pada masa yang sama justru mengalami masa keemasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peradaban dunia Islam,
terutama pada zaman Bani Umayah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 M, delapan abad sebelum Galileo
Galilei dan Copernicus melakukannya. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam juga dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani, dan bahkan khalifah Al Makmun telah mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) pada abad 9 M. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada dunia Islam tersebut dimungkinkan oleh adanya pengamatan yang terusmenerus dan pencatatam yang teratur serta adanya dorongan dan bantuan dari pihak para raja yang memerintah. Dengan demikian untuk pertama kalinya dalam sejarah, tiga faktor penting, yaitu politik, agama dan ilmu pengetahuan, berada pada satu tangan, raja atau sultan. Keadaan ini sangat menguntungkan perkembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Selama 600 – 700 tahun lamanya kemajuan kebudayaan dan ilmu pengetahuan tetap ada pada bangsa-bangsa yang beragama Islam.
Menurut Slamet Iman Santoso (1997: 64) sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga hal, yaitu : (1) menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di dunia Barat sampai sekarang, (2) memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan, dan (3) menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar. Beberapa orang yang memberi sumbangan besar dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi di dunia Islam antara lain Al Khawarizmi, Omar Khayam, Jabir Ibnu Hayan, Al-Razi, Ali Ibnu Sina, Al-Idrisi dan Ibn Khaldun. Muhammad Ahmad Al-Khawarizmi menyusun buku Aljabar pada
tahun 825 M, yang menjadi buku standar beberapa abad lamanya di Eropa. Ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa (arithmetics). Buku tersebut menjadi pembuka jalan di Eropa untuk mempergunakan cara desimal, yang menggantikan penulisan dengan angka Romawi. Khawarizmi juga telah memperkenalkan persamaan pangkat dua dalam aljabar. Omar Khayam (1043-1132) seorang penyair, sekaligus ahli perbintangan dan ahli matematik telah menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga. Pemecahannya itu berdasarkan planimetri dan potongan-potongan kerucut. Jadi barangkali dengan cara grafik dan belum dapat menemukan semua akar dari persamaan pangkat tiga. Khayam juga menemukan suatu soal matematik yang belum terpecahkan sampai sekarang, yaitu bilangan A3 ditambah bilangan B3 tidak mungkin sama dengan bilangan C3. Penemuan ini pada abad ke-17 digeneralisasikan oleh Fermet (1601-1665) menjadi “semua pangkat: Xn + Yn = Zn, dengan ketentuan n lebih besar dari 2 (Santoso, 1977: 62). Jabir Ibnu Hayan (720 – 800 M) banyak mengadakan eksperimen, antara lain tentang kristalisasi, melarutkan, sublimasi, dan reduksi. Di samping mengadakan eksperimen, ia juga banyak menulis antara lain tentang proses pembuatan baja, pemurnian logam, memberi warna pada kain dan kulit, cara membuat kain tahan air, dan pembuatan zat warna untuk rambut. Ia juga menulis tentang pembuatan tinta, pembuatan gelas, cara memekatkan asam cuka dengan cara destilasi. Mengenai unsure-unsur ia berpendapat bahwa logam atau mineral itu terdiri atas dua unsure penting yakni raksa dan belerang dengan berbagai macam susunan. Logam atau mineral berbeda karena susunan unsur-unsurnya berbeda. Dalam bidang kedokteran muncul nama-nama terkenal seperti : Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau di negara Barat dikenal dengan sebutan Razes (850-923 M) dan Ibn Sina atau Avicenna (980-1037 M). Razes sangat banyak menulis buku, diantaranya 100 buah buku tentang kedokteran, 33 buah buku tentang ilmu pengetahuan alam termasuk alkimia, 11 buah buku tentang matematika dan astronomi, dan lebih dari 45 buah buku tentang filsafat dan teologia. Salah satu hasil karyanya tersebut adalah sebuah ensiklopedia kedokteran berjudul Continens. Sementara itu Ibn Sina juga menulis buku-buku tentang kedokteran yang diberi nama Al-Qanun. Buku ini menjadi buku standar dalam ilmu kedokteran di Eropa sampai ± tahun 1650. Buku tersebut ditulis dengan sangat sistematis dan teliti. Mungkin itulah sebabnya, buku tersebut dapat bertahan sekian lamanya (Santoso, 1997: 63). Selain itu Abu’l Qasim atau Abu’l Casis menulis sebuah ensiklopedi kedokteran, yang antara lain menelaah ilmu bedah serta menunjukkan peralatan yang dipakai masa itu (± tahun 1013). Ibn Rushd atau Averoes (1126-1198 M) seorang ahli kedokteran yang menerjemahkan dan mengomentari karya-karya Aristoteles. Dari tulisannya terbukti bahwa Ibn Rushd mengikuti aliran evolusionisme, yaitu aliran yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia tidak tercipta tiba-tiba dan dalam keadaan yang selesai, melainkan semuanya terjadi
melalui perkembangan, untuk akhirnya menjelma dalam keadaan yang selesai.
Tokoh lain yang juga turut berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, terutama dalam bidang geografi adalah Al- Idrisi (1100-1166 M). Ia telah membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada Raja Roger II dari kerajaan Sicillia.
Dalam khasanah pengetahuan sosial, di Dunia Islam terdapat nama Ibn Khaldun (1332 – 1406 M), yang memiliki nama lengkap Abu Zaid Abdal-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Ia merupakan seorang ahli sejarah, politik, sosiologi, dan ekonomi. Ia sering dianggap sebagi perintis ilmu sosial dan peletak dasar sosiologi. Hasil karyanya yang termasyhur adalah sebuah buku berjudul Al-Muqaddimah. Dalam bukunya tersebut, ia membahas tentang perkembangan masyarakat dan perubahan dalam masyarakat. Sebagai penemu ilmu masyarakat yang baru, Ibn Khaldun berusaha keras agar objektif dalam memaparkan masyarakat ketimbang menemukan obat untuk menyembuhkan “penyakit” masyarakat (Baali, 1989 : 191). Dalam pandangan Ibn Khaldun, gejala sosial mengikuti pola dan hukum tertentu, dan dengan sendirinya akan menghasilkan akibat-akibat tertentu pula. Dikatakan bahwa hukum-hukum sosial tidak hanya
mengena pada perseorangan, tetapi pada semua orang. Hukum-hukum sosial akan berlaku sama bagi masyarakat, meskipun terpisah ruang dan waktu Oleh karena itu hukum-hukum ini tidak dipengaruhi oleh seseorang. Seorang pemimpin tidak dapat memperbaiki keadaan sosial, kalau tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Sebagai peletak dasar sosiologi, Ibn Khaldun mempergunakan banyak metode dan teori untuk menjelaskan faktor yang ada dalam masyarakat. Misalnya, bangsa terjajah akan meniru bangsa yang menjajah, karena merasa bahwa kemenangan disebabkan oleh keunggulan, baik teknik maupun lembaganya, dan hal itu perlu ditiru supaya yang terjajah juga mendapatkan kesuksesan.Pokok pemikiran dari Ibn Khaldun terletak pada ’asabiyah atau solidaritas sosial yang menjadi kodrat manusia yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia ialah makhluk sosial, oleh karena itu diperlukan suatu ikatan dalam bentuk negara. Solidaritas sosial ini amat kuat pada
masyarakat pengembara. Negara dapat terbentuk dan menjadi kuat atas dasar solidaritas ini, tetapi setelah terbentuk negara, berkuranglah ikatan solidaritas, karena adanya kekuasaan yang harus dipatuhi. Dengan demikian tujuan dari solidaritas adalah kekuasaan. Pada zaman keemasan ilmu pengetahuan, bangsa Arab menjadi pemimpin dalam berbagai bidang ilmu. Dalam ilmu alam misalnya, istilah zenith, nadir dan azimut membuktikan hal itu. Angka yang masih dipakai sampai sekarang, yang berasal dari India telah dimasukkan ke Eropa oleh bangsa Arab.[ki]
12:25 PM |
Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai kebenaran.

Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.


Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat
Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.

Fakta-fakta sejarah sebenarnya
Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi.

Sejak 5.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limas-limas (piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang yang cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.

Sejak 4.000 tahun SM
Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh lebih tinggi.


Sejak lebih dari 2.000 tahun SM
Merupakan masa perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal dari Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik.


Sejak lebih dari 1.000 tahun SM
Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.


Sejak 500 tahun SM
Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik (manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal berlawanan dengan kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir Purba, India Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.


48 SM – 371
Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371 M melakukan hal yang sama.


476
Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer.


571
Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April 571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah) di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.


610
Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.
Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran.
Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.


660 – 750
Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke Prancis.


700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)
Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betul-betul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.
Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke-15, ke-16 dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan. Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.
Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau. Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu geografi untuk dunia Barat.

735
Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah ibnu Al-Muqaffa.

740-an
Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin. Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain dari beberapa bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat. Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.

Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satu-satunya jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam berpicu beban pertama di dunia.

750 – 1258
Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)

765
Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht.

800
Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun 800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas. Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar 500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.
Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks, termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial. Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab.
Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris. Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10 dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak dan menyederhanakan sains.
Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari Kastil (Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih akurat dibanding tabel milik Ptolemius.
Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9. Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di Spanyol.
Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad. Setiap sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset yang dijadikan referensi oleh Bacon.
Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang pertama menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning, coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan ahli geografi Muslim itu.

813
Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang, dan universitas (Daru Al-Ulum.

850
Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica, Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris, mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan aspal.

866
Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember 866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.

900-an
Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan berwarna.
Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke-10, orang yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo yang masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu.
Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik.
Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia, seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.
Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial pada abad yang ke-17.
Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke-17, yang pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim, termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia.
Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh kuman kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa sebagai antiseptik yang penting.
Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun 1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.
Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke-19 oleh Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan, dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga anestesia yang dihirup.
Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis sebelum dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan.
Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).
Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah, dan dengan teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu Sina dan Ar-Razi.

960
Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II, meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.

1000-an
Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun 1291 di Venesia.
Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya.
Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.
Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.

1030
Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.

1050
Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari buku-buku mereka.
Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.
Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen besar di dunia pada abad ke-17.

1121
Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.

Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh itu?

1130
Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan.
Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan Giovanni Morgagni.

1140-an
Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.

1160
Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.

1200-an
Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu.

1205

Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.

1240 – 1250
Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.
Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah.

1250 – 1257
Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.
Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan plagiat terang-terangan.
Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama pengarang-pengarang aslinya.

1300-an
Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris (tahun 1250).
Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.

1400-an
Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi 0,5.
Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.

1600-an
Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.
Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.

3 komentar: